Kamis, 23 April 2015

Tugas SoftSkill Artikel Kemiskinan Di indonesia

Nama   : Wisnu Eka Saputra
NPM   : 292 101 82
Kelas   : 4EB25 (Non Kelas)
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
4.1  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A.   Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara                                                        
       global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
B.   Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
C.   Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
D.  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

Opini saya :
Pemerintah menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia. pemerintah juga harus segera menghapus atau menyelesaikan masalah korupsi hingga tuntas. karna korupsi adalah tindakan mencuri uang negara dan membuat terhambatnya pembangunan fasilitas masyarakat.

sumber : http://joents.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kemiskinan.html
 http://mutiaarsady.blogspot.com/2013/05/tugas-softskill-2-artikel-kemiskinan-di.html

Tugas SoftSkill Kurs Mata Uang Asing


Nama : Wisnu Eka Saputra
NPM  : 292 101 82
Kelas : 4EB25(Non Kelas)
Tanggal: Sat 7 Mar 2015  
SIMBOL
MATA UANG
KURS JUAL
KURS BELI
KURS TENGAH

AUD
Australia - Dollar
10,252.30
9,966.30
10,109.30

CAD
Canada - Dollar
10,527.50
10,243.50
10,385.50

CHF
Swiss - Franc
13,459.20
13,111.20
13,285.20

CNY
China - Yuan
2,098.40
2,042.80
2,070.60

DKK
Denmark - Krona
1,944.95
1,880.95
1,912.95

EUR
Eropa - Euro
14,414.25
14,047.25
14,230.75

GBP
English - Poundsterling
19,967.75
19,433.75
19,700.75

HKD
HongKong - Dollar
1,686.50
1,656.40
1,671.45

JPY
Japan - Yen
109.66
106.28
107.97

NZD
New Zealand - Dollar
9,812.45
9,511.45
9,661.95

SAR
Riyal - Saudi
3,509.00
3,406.00
3,457.50

SEK
Swedia - Krona
1,580.55
1,522.95
1,551.75

SGD
Singapura - Dollar
9,482.50
9,424.50
9,453.50

USD
Amerika - USD Dollar
13,115.00
12,815.00
12,965.00












 Contoh Soal :

       1.      Berapa rupiahkah yang di dapat Jika ingin menukarkan kurs USD 20.000 Dengan 
       Rupiah?? 
       Jawab : USD 20.000  x  12.815  = RP 256.300.000 
       Jadi rupiah yang di dapat sebesar Rp 256.300.000 .

       2.      Nona Shella mendapat tugas dari direkturnya untuk ditugaskan di Swiss selama 3 bulan 
       untuk      
       memenuhi kebutuhannya disana ia harus menukar Rupiah dengan Franc. Ia mendapatkan uang 
       dari perusahaan sebesar Rp 45.000.000 dan ia membawa uang pribadi sebesar Rp 12.000.000, 
       berapakah total Franc yang ia dapatkan jika ia menukar seluruh rupiah yang ia miliki ?
 Jawaban : Rp 45.000.000 : 14.459,20 = Franc 3.112,20
                 Rp 12.000.000 : 14.459,20 = Franc 829,92
                  3.112,20  + 829,92 = Franc 3.942,12
          Jadi Total Franc yang nona Michelle dapatkan adalah sebesar Franc 3.942,12
 
      3.      Wisnu mempunyai USD 2000, ia ingin membeli dua buah jam tangan untuk anaknya 
      masing – masing seharga SGD 200, berapa USD kah uang wisnu yang tersisa ?
 Jawab : USD 2000 x 12.815 = Rp 25.630.000
       SGD 200 x 2 = SGD 400 x 9.424,50 = Rp 3.769.800
       25.630.000 – 3.769.800 = Rp 21.860.200
       Rp 21.860.200 : 13.115 = USD 1.666,80
Jadi, uang wisnu yang tersisa sebesar USD 1.666,80


4.       Tuan Angga ingin membeli rumah di Singapore dengan harga SGD 30.000, ia mempunyai uang  
tabungan sebesar USD 50.000, berapa USD kah sisa uang Tuan Angga ?
Jawab :  USD 50.000 x 12.815 = 640.750.000
              SGD 30.000 x 9.424,50 = 282.735.000
        640.750.000 – 282.735.000 = Rp 358.015.000
        Rp  358.015.000 : USD 13.115 = USD 2.728,13
Jadi sisa USD yang Tuan angga miliki adalah sebesar USD 2.782,13
       5.        jika santi mempunyai uang sebesar Rp 34.000.000 ia ingin berlibur ke  hongkong, berapa HKD yang dapat santi tukarkan ?
Jawab : Rp 34.000.000  : 1.686,50 = HKD 20.160,09
Jadi, uang dapat santi tukarkan adalah sebesar HKD 20.160,09

       6.        Berapa nilai mata uang  HKD yang di dapat jika menukarkan dengan USD 60.000 dan 
        SGD 2.500, ?
  Jawab : USD 60.000 x 12.815 = Rp 768.900.000
        SGD 2.500 x 9.424,50 = Rp 23.561.250
        ( Rp 768.900.000 + Rp 23.561.250 ) =  Rp 792.461.250 : HKD 1.686,50 = HKD             
        469.885,11
7.         Pak Hanggi mempunyai uang Rp 450.000.000 dan ia ingin berlibur ke Eropa, berapa Euro yang dapat diperoleh jika ia menukarkan semua uang yg dimilikinya ?
Jawab : Rp 450.000.000 : 14.414,25 = Eur 31.219,10
Jadi, uang yang diperoleh Pak Hanggi adalah sebesar Eur 31.219,10

      8.         Dendi mendapatkan kirimian uang dari ayahnya di Amerika sebesar USD 500, kemudian ia mendapatkan kiriman uang kembali dari kakaknya yang berada di singapura sebesar SGD 400, berapakah total uang kiriman yang didapatkan oleh Dwi ?
Jawab : USD 500 x 12.815 = Rp 6.407.500
       SGD 400 x 9.424,50 = Rp 3.769.800
       Rp 6.407.500 + Rp 3.769.800 = Rp 10.177.300
     9.         Tuan Rey ingin membuka restoran di Amerika, dan total biaya yang harus ia keluarkan untuk membuka restoran tersebut sebesar USD 40.000, sedangkan ia mempunyai tabungan Euro 45.000, berapa rupiah kah uang yang harus ia siapkan untuk membuka restoran tersebut ?
Jawab : USD 40.000 x 12.815 = Rp 512.600.000
       Euro 45.000 x 14.047,25 = Rp 632.126.250
       Rp 632.126.250 – Rp 512.600.000 = Rp 119.526.250
Jadi uang yang harus disiapkan Tuan Rey untuk membuka restoran adalah sebesar Rp 512.600.000
             
      10.       Tuan Cerberus menanam saham pada perusahaan elektronik yang ada berada di kanada sebesar CAD 120.000, kemudian ia mendapatkan keuntungan atas saham tersebut dalam bentuk dollar Amerika sebesar USD 120.000 dan dollar Australia sebesar AUD 40.000, berapakah total uang yg diperoleh tuan Mario dalam bentuk dollar Amerika ?
Jawab : CAD 120.000 x 10.243,50 = Rp 1.229.220.000
       USD 120.000 x 12.815 = Rp 1.537.800.000
       AUD 40.000 x 9.966,30 = Rp 398.652.000
       Rp 1.537.800.000 + Rp 398.652.000 = Rp 1.936.452.000
       Rp 1.935.452.000 : 13.115 = USD 147.651,70
Jadi total uang yg diperoleh tuan Cerberus atas investasinya dalam bentuk dollah amerika adalah sebesar USD 147.651,70






Sumber :


Sabtu, 29 November 2014

TUGAS SOFTSKIL 3



KODE PERILAKU PROFESIONAL MENURUT AICPA

American Institute Akuntan Publik (AICPA) adalah asosiasi nasional profesiAkuntan Publik (CPA) di Amerika Serikat , dengan lebih dari 360.000 anggota, termasuk CPA dalam bisnis dan industri, praktek umum, pemerintah, dan pendidikan; siswa afiliasi; dan asosiasi internasional. AICPA memiliki kantor di  New York City ; Washington, DC ;Durham, NC ; Ewing, NJ ; and Lewisville, TX . The AICPA memiliki kantor di New York City , Washington, DC , Durham, NC ; Ewing, NJ , dan Lewisville, TX .
The AICPA merupakan profesi nasional dalam menghadapi aturan pembuatan, penetapan standar dan badan-badan legislatif, kelompok-kelompok kepentingan umum, negara BPA masyarakat, dan organisasi profesional lainnya. The AICPA's proactive communications program is designed to inform regulators, legislators, the public, and others of the varied roles and functions of CPAs in society. proaktif The AICPA's Komunikasi Program ini dirancang untuk menginformasikan regulator, legislatif, masyarakat, dan lain-lain bervariasi peran dan fungsi CPA dalam masyarakat.
The AICPA's didirikan pada tahun 1887 sebagai profesi yang dibedakan dengan persyaratan pendidikan yang ketat, standar profesional yang tinggi, ketat kode etik profesional, status lisensi, dan komitmen untuk melayani kepentingan publik.

MISI DAN SEJARAH AICPA

Didirikan pada tahun 1887, AICPA merupakan profesi CPA nasional mengenai aturan-keputusan dan penetapan standar, dan berfungsi sebagai advokat sebelum badan legislatif, kelompok-kelompok kepentingan publik dan organisasi profesional lainnya. The AICPA mengembangkan standar untuk audit perusahaan swasta dan jasa lainnya oleh CPA, menyediakan materi bimbingan pendidikan kepada anggotanya; mengembangkan dan nilai Ujian Uniform CPA, dan monitor dan melaksanakan sesuai dengan standar profesi teknis dan etika.
• Pendiri AICPA yang didirikan sebagai sebuah profesi dibedakan oleh persyaratan pendidikan yang ketat, standar profesional yang tinggi, kode etik yang ketat profesional, status lisensi dan komitmen untuk melayani kepentingan publik
Kepengurusan AICPA
AICPA terdiri dari kelompok relawan dan staf yang bekerja sama untuk mencapai tujuan Institute. Komite membantu menyajikan kepentingan, kebutuhan dan sikap dari keanggotaan, dan membantu Institute dalam mempertahankan standar yang tinggi dari praktek profesional, mempromosikan kepentingan CPA, melayani sebagai juru bicara profesi, dan memberikan layanan yang tepat kepada anggota.

Kode prilaku profesi akuntansi menurut AICPA

Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota, serta suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut.
Kode etik Profesi AICPA menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan. Kode etik ini terdiri dari empat bagian: prinsip-prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika, dan kaidah etika. Bagian-bagian ini disusun berdasarkan urutan makin spesifiknya standar tersebut, prinsip-prinsip menyediakan standar-standar ideal etika, sementara kaidah etika menyediakan standar-standar yang sangat spesifik.
Bagian Kode Etika AICPA yang membahas prinsip-prinsip etika profesi berisi diskusi umum tentang beberapa syarat karakteristik tertentu sebagai akuntan public. Bagian prinsip etika profesi terdiri dari dua bagian utama : enam prinsip etika dan diskusi tentang keenam prinsip tersebut.
Kelima prinsip pertama diterapkan secara sama rata kepada seluruh anggota AICPA, tanpa mempedulikan apakah mereka bekerja bagi kantor akuntan public, bekerja sebagai akuntan dalam dunia bisnis atau pemerintahan, terlibat dalam beberapa aspek bisnis lainnya, atau terlibat dalam dunia pendidikan. Satu pengecualian terdapat dalam kalimat terakhir dari prinsip obyektifitas dan independensi. Kalimat tersebut hanya berlaku bagi para anggota yang bekerja bagi public, dan hanya jika mereka menyediakan jasa-jasa atestasi seperti jasa audit. Prinsip keenam, lingkup dan sifat jasa, hanya diterapkan bagi para anggota yang bekerja bagi public. Prinsip tersebut dialamatkan kepada seorang praktisi yang harus menyediakan suatu jasa tertentu, seperti menyediakan jasa konsultasi karyawan saat seorang klien audit bermaksud mengangkat seorang controller. Menyediakan jasa semacam itu dapat menghilangkan independensi terutama jika kantor akuntan public merekomendasikan seorang controller yang kemudian diangkat oleh klien dan tidap dapat menunjukkan kompetensinya.
Pengamatan yang seksama atas keenam prinsip tersebut mungkin sekali akan memimpin kita pada kesimpulan bahwa keenam prinsip tersebut dapat diterapkan pada setiap profesi, tidak hanya profesi akuntan public saja. Sebagai contoh, para dokter harus menerapkan profesionalisme yang sensitive dan pertimbangan moral, bertindak demi kepentingan public, bertindak dengan integritas, bersikap obyektif dan menghindari konflik antar kepentingan, menjalankan prinsip due care, serta mengevaluasi ketepatan sifat jasa kedokteran yang diberikan. Satu perbedaan antara auditor dan profesi lainnya, sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, adalah bahwa sebagian professional tidak perlu mempertimbangkan apakah masih tetap independen atau tidak.

Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
a. Prinsip-prinsip Perilaku Profesional (Principles of Profesionnal Conduct); menyatakan tindak - tanduk dan perilaku ideal.
b. Aturan Perilaku (Rules of Conduct); menentukan standar minimum.

PRINSIP AICPA

Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan Perilaku.
Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui:
·  Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct)
·  Putusan (Rulings) oleh Professional Ethics Executive Committee.

Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional:
·      Tanggung jawab: Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
·      Kepentingan publik: Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
·      Integritas: Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
·      Objektivitas dan Independesi: Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
·      Kecermatan dan keseksamaan: Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik profesi.
·      Lingkup dan sifat jasa: Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip Perilaku Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.

Dalam dunia lembaga akuntansi ada namanya kode etik profesi akuntansi, kode etik adalah suatu peraturan etika yang harus diterapkan bagi para profesi akuntansi. Kode etik sendiri diperlakukan agar mencegah prilaku-perilaku penyimpangan para angota maupun kelompok yang tergabung dalam profesi akuntansi yang dapat mencoreng istasi akuntansi. Di Indonesia sediri mempunyai instasi dibidang akuntansi IAI, dan setiap Negara juga mempunyai istasi akuntasi, dan memiliki etika  etika akuntansi tersendiri.
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a.   Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk
melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah
tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negatif
dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.
b.   Hindari menyakiti orang lain.
“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak
diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan
yang tidak diinginkan.
c.   Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu
organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d.   Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e.   Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
f.   Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.
Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.
g.   Menghormati privasi orang lain
Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.
h.   Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.
PERATURAN AICPA
peraturan dari AICPA mengharuskan anggota mematuhi aturan Kode Perilaku Profesional. Anggota harus siap untuk membenarkan keberangkatan dari aturan-aturan ini.
Interpretasi Mengatasi Berlakunya Kode Perilaku Profesional AICPA. Untuk tujuan bagian penerapan kode, anggota adalah anggota, anggota asosiasi, atau asosiasi internasional AICPA

  1. Aturan Perilaku yang mengikuti berlaku untuk semua layanan profesional yang dilakukan kecuali
    1. ketika kata-kata dari aturan menunjukkan sebaliknya \

    1. bahwa anggota yang berlatih di luar Amerika Serikat tidak akan dianggap melanggar aturan tertentu untuk berangkat dari salah satu aturan yang dinyatakan di sini selama perilaku anggota adalah sesuai dengan aturan profesi akuntansi yang diselenggarakan di negara di yang ia berlatih. Namun, ketika anggota dikaitkan dengan laporan keuangan dalam keadaan yang akan membawa pembaca untuk menganggap bahwa praktek AS diikuti, anggota harus memenuhi persyaratan aturan 202, Kepatuhan Dengan Standar dan 203, Prinsip Akuntansi  

    1. anggota yang merupakan anggota dari tim keterlibatan kelompok (lihat SAS khusus mengklarifikasi Pertimbangan-Audit Laporan Keuangan Grup [Termasuk Kerja Komponen Auditor]) tidak akan dipertimbangkan melanggar aturan tertentu jika komponen asing auditor (akuntan ) berangkat dari salah satu persyaratan etika yang dinyatakan di sini sehubungan dengan audit atau review laporan keuangan kelompok atau keterlibatan atestasi lainnya, asalkan () melakukan akuntan komponen auditor asing, minimal, sesuai dengan etika dan independensi persyaratan yang ditetapkan dalam Standar Internasional Etika Dewan untuk Akuntan (IESBA itu) Kode Etik untuk Akuntan Profesional, dan anggota tim keterlibatan kelompok yang sesuai dengan aturan yang dinyatakan di sini.


    1. kemandirian perusahaan anggota ini tidak akan dianggap gangguan jika perusahaan lain atau badan yang terletak di luar Amerika Serikat yang ada di dalam jaringan perusahaan anggota ini berangkat dari salah satu aturan yang dinyatakan di sini, selama perusahaan lain atau perilaku entitas, minimal , sesuai dengan etika dan persyaratan independensi yang ditetapkan dalam IESBA Kode Etik Akuntan Profesional.

  1. Seorang anggota tidak akan dengan sengaja mengizinkan orang, yang anggota memiliki otoritas atau kapasitas untuk mengontrol, untuk melaksanakan atas nama nya, baik dengan atau tanpa kompensasi, tindakan yang, jika dilakukan oleh anggota, akan menempatkan anggota di melanggar aturan. Selanjutnya, anggota dapat bertanggung jawab atas tindakan dari semua orang yang berhubungan dengan dia dalam praktek publik yang anggota memiliki otoritas atau kapasitas untuk mengontrol.
  2. Seorang anggota atau anggota tertutup) dapat dianggap memiliki nya kemerdekaan terganggu, sehubungan dengan klien, sebagai hasil dari tindakan atau hubungan orang-orang tertentu atau badan, seperti yang dijelaskan dalam aturan 101, dan interpretasi dan keputusan, siapa anggota atau anggota tertutup tidak memiliki kewenangan atau kemampuan untuk mengontrol. Oleh karena itu, tidak ada dalam bagian ini harus membawa kita untuk menyimpulkan bahwa anggota atau anggota kemerdekaan tertutup itu tidak terganggu hanya karena ketidakmampuan nya untuk mengontrol tindakan atau hubungan terhadap orang atau badan tersebut.

o   Interprestasi Peraturan Etika
Kebutuhan akan interpretasi peraturan etika yang dipublikasikan timbul ketika terdapat beragam pertanyaan dari para prktisi tentang sesuatu peraturan spesifik. Sebelum interpretasi disahkan, interpretasi itu dikirimkan kepada sejumlah individu kunci dalam profesi untuk diminta masuknnya.
INTERPRETASI INDEPENDENSI
Interpretasi  Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atu investasi langsung lainnya dalam klien audit, karena hal itu berpotensi merusaj independensi audit aktual (indepenensi dalam fakta), dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas independensi auditor (independensi dalam penampilan). Ada tiga perbedaan penting dalam peraturan yang berkaitan dengan independensi dan kepemilikan saham:
Anggota yang Tercakup Peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang dapat mempengaruhi pebugasan atestasi. Anggota yang tercakup meliputi:
1.      Orang-orang pada tim penugasan atestasi
2.      Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi, seperti orang yang mengawasi atau mengevaluasi partner penugasan
3.      Partner atau manajer yang memberikan jasa nonatestasi kepada klien
4.      Partner di kantor partner yang bertanggung jawab atas penugasan atestasi
5.      Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya
6.      Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut di atas atau oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi bersama
Kepentingan Keuangan Langsung vs Tidak Langsung
Kepentingan keuangan langsung (direct financial interest) dikenal dengan kepemilikan lembar saham atau ekuitas lainnya oleh para anggota keluarga dekatnya, sedangkan kepentingan keuangan tidak langsung (indirect financial interest) muncul ketika terdapat hubungan kepemilikan yang dekat, tetapi bukan hubungan langsung, antara auditor dan kliennya.
Material atau Tidak Material Materialitas mempengaruhi apakah kepemilikan saham merupakan suatu pelanggaran atas Peraturan 101 hanya untuk kepentingan tidak langsung. Materialitas harus dilihat dalam hubungannya dengan kesejahteraan dan pendapatan seorang anggota.

Masalah Kepentingan Keuangan yang Berkaitan
Beberapa interpretasi atas Peraturan 101 berkaitan dengan aspek-aspek khusus dari hubungan keuangan antara karyawan kantor akuntan publik dan kliennya
Mantan Praktisi
Prosedur Pemberian Pinjaman yang Normal
Kepentingan Keuangan dan Penerimaan Bekerja Anggota Keluarga Inti serta Keluarga Terdekat
Hubungan sebagai Investor atau Investee Bersama dengan Klien
Direktur, Pejabat, Manajemen, atau Karyawan Perusahaan

Perkara hukum Antara Kantor Akuntan dan Klien
Gugatan oleh klien sehubungan dengan jasa perpajakan atau jasa nonaudit lainnya, atau gugatan terhadap klien maupun kantor akuntan publik oleh pihak lain, biasanya tidak mengganggu independensi. Pertimbangan penting dalam tuntutan hukum itu adalah sejauh mana pengaruhnya terhadap kemampuan klien, manajemen, dan karyawan KAP untuk tetap objektif serta berkomentar secara bebas.
Jasa Pembukuan dan Jasa Lainnya
Interpretasi mengizinkan kantor akuntan publik untuk memberikan baik jasa pembukuan maupun audit kepada klien audit perusahaan swasta. Ada tiga persyaratan penting yang harus dipenuhi auditor sebelum dapat diterima untuk memberikan jasa pembukuan dan audit kepada klien:
1.      Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan
2.      Akuntan publik tidak boleh berperan sebagai karyawan atau manajemen yang mengoperasikan perusahaan
3.      Akuntan publik, dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan yang disusun dari pembukuan dan catatan yang telah disiapkan sepenuhnya atau sebagian oleh akuntan publik, harus sesuai dengan GAAS.
Konsultasi dan Jasa Nonaudit Lainnya
 Aktivitas semacam ini diizinkan sepanjang anggotanya tidak menjalankan fungsi manajemen atau membuat keputusan manajemen.
Fee yang Belum Dibayar
Menurut Peraturan 101 dan aturan serta interpretasinya, independensi dianggap terganggu bila fee yang ditagih atau belum ditagih atas jasa profesional yang diberikan masih belum dibayar lebih dari 1 tahun sebelum tanggal laporan. Fee yang belum dibayar ini dianggap sebagai pinjaman dari auditor kepada klien dan karenanya melanggar Peraturan 101. Fee yang belum dibayar dari seorang klien yang mengalami kebangkrutan tidak melanggar Peraturan 101.

PERATURAN PERILAKU LAINNYA
Integritas dan Objektivitas
Integritas berarti tidak memihak dalam melakukan semua jasa, peratran 102 tentang integritas dan objektivitas. Interpretasi atas Peraturan 102 menyatakan bahwa konflik kepentingan yang terlihat mungkin tidak melanggar peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada kien anggota atau yang mempekerjakan.
Standar Teknis
Ketiga Kode standar berikutnya berhubungan dengan kepatuhan auditor pada persyaratan standar teknis.
·         Peraturan 201-Standar Umum : (a) Kompetensi profesional, (b) Keseksamaan profesional, (c) Perencanaan dan supervise, (d) Data relevan yang mencukupi
·         Peraturan 202- Ketaatan pada Standar
·         Peraturan 203- Prinsip-prinsip Akuntansi
Tujuan utama persyaratan dari Peraturan 201 hingga 203 adalah untuk memberikan dukungan kepada ASB, PCAOB, FASB, dan badan penyusun standar teknis lainnya.
Kerahasiaan
Para praktisi dilarang keras mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari setiap jenis penugasan tanpa persetujuan klien. Persyaratan spesifik dari Peraturan 301 yang berkaitan dengan informasi rahasia klien (confidential client information).
·         Kebutuhan akan kerahasiaan File audit akuntan publik dapat diberikan kepada orang lain atas seizing klien
·         Pengecualian atas Kerahasiaan
1.      Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
2.      Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan
3.      Peer review
4.      Respons terhadap divisi etika
Fee Kontinjen
Guna membantu akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya, dilarang mendasarkan fee pada hasil penugasan. Peraturan 302 berhubungan dengan fee kontinjen.
Tindakan yang dapat Didiskreditkan
Karena kebutuhan khusus bagi kantor akuntan untuk berperilaku dengan cara yang profesional, Kode Etika mempunyai aturan khusus yang melarang tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesi. Peraturan 501 berisi tentang beberapa dari persyaratan sebagai berikut:
1.      Penahanan catatan klien
2.      Diskriminasi dan gangguan dalam praktik karyawan
3.      Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintah
4.      Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan
5.      Kelalaian mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi, atau lembaga pengatur lainnya
6.      Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik
7.      Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak
Dalam anggaran rumah tangga AICPA dinyatakan bahwa keanggotaan AICPA dapat dihentikan tanpa mempertimbangkan sanksi atas rmpat kejahatan:
(1)               Kejahatan yang bisa dihukum penjara selama lebih dari 1 tahun, (2) kelalaian yang disengaja dalam menyerahkan SPT pajak penghasilan di mana akuntan public, sebagai wajb pajak perorangan, diwajibkan menurut hukum untuk menyerahkannya, (3) menyerahkan SPT pajak penghasilan yang salah atau curang atas nama akuntan publik itu atau atas nama kliennya, atau (4) sengaja membantu kien dalam menyiapkan dan menyajikan SPT pajak penghasilan yang salah atau curang.
Iklan dan Permohonan
Untuk mendorong akuntan publik berperilaku secara profesional, peraturan 502 juga melarang iklan atau permohonan yang palsu, menyesatkan, atau menipu.
Komisi dan Fee Referal
Komisi adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa pihak ketiga kepada klien atau merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa klien kepada pihak ketiga. Peraturan 503 mengatur tentang Komisi dan Fee Referal
Bentuk dan Nama Organisasi
Peraturan 505 mengizinkan para praktisi untuk membentuk organisasi sesuai dengan salah satu dari enam bentuk ini, sepanjang  hal itu diizinkan oleh hukum negara bagian: perusahaan perorangan, persekutuan umum, korporasi umum, korporasi profesional, perusahaan dengan kewajiban terbatas, atau persekutuan dengan kewajiban terbatas.

PEMBERLAKUAN
Kelalaian untuk mengikuti peraturan perilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari AICPA. Hal ini tidak mencegah seorang akuntan publik untuk melakukan praktik akuntan publik, tetapi merupakan sanksi sosial yang berat.
Tindakan oleh Divisi Etika Profesional AICPA
Divisi Etika Profesional AICPA bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran atas Kode dan menentukan tindakan disipliner.
Tindakan oleh Dewan Akuntansi Negara Bagian
Hal yang bahkan jauh lebih penting ketimbang dikeluarkan dari AICPA adalah peraturan perilaku, yang serupa dengan AICPA, yang telah diberlakukan oleh Dewan Akuntansi dari seluruh 50 negara bagian di Amerika Serikat.Dewan Akuntansi negara bagian dapat mengakibatkan hilangnya sertifikat akuntan publik darn lisensi praktiknya. 

sumber
http://www.aicpa.org/

Dian Centil/2011/AICPA American Institute Of Certified/ diancentil.blogspot.com
Eka Widiantoro/2014/Tugas Softskill-2/ekawidiantoro.blogspot.com
Esmin Fransiska/2014/tugas 3 etika profesi akuntansi/http://ikafransiskagunadarma2011.blogspot.com
Intan Nurliah Tirta/2013/kode etik profesi akuntansi/intannurliahtirta.blogspot.com
Indra sanjaya/2014/ kode perilau profesional //http://indrasanjayains.blogspot.com/2014/11/kode-perilaku-profesional-prinsip_20.html
Nasrijul/2014/ Etika Profesional Audit /http://abiemanjoe.blogspot.com/2014/02/etika-profesional-audit.html
Kautsar rosadi/2012/kode etik profesi akuntansi/http://kautsarrosadi.wordpress.com/2012/01/31/kode-etik-profesi-akuntansi/
Tri utami/ 2014/ kode etik perilaku akuntansi/ http://tritaminingsih.blogspot.com/2014/11/kode-etik-perilaku-akuntansi.html